Wireless ac ( 802.11ac ) adalah standar jaringan wireless di keluarga 802.11 memungkinkan menghasilkan troughput tinggi pada band 5 GHz. Standar ini dikembangkan dari tahun 2011 sampai 2013 dan disetujui pada bulan Januari 2014. Bisa dikatakan bahwa 802.11ac adalah pengembangan / kelanjutan dari 802.11n dengan lebar kanal yang lebih besar.
Pada perkembangannya diharapkan mampu menghasilkan troughput wireless hingga 1 gigabit per second. Hal ini dilakukan dengan memperluas lebar kanal hingga 80 MHz bahkan 160 MHz, lebih banyak MIMO spatial stream (hingga delapan), dan high-density modulasi (sampai 256-QAM) . Tentu saja untuk implementasi tersebut dibutuhkan perangkat yang memang
sudah support.
Baru-baru ini Mikrotik merilis 2 produk RouterBoard
dari keluarga SXT series yang sudah support 802.11ac yaitu RBSXTG-5HPacD 5GHz
serta RBSXTG-5HPacD-SA 5GHz .
Dari segi fisik memang tidak ada yang berbeda dari seri SXT lain, masih tetap
mempertahankan design yang compact dengan built-in wireless dan dual polarization
(MIMO) antenna serta 1 port ethernet.
Perbedaan dengan SXT series lain, built-in wireless pada RBSXTG-5HPacD 5GHz sudah support 802.11ac dengan lebar kanal hingga 80MHz dan pada port ethernet telah support PoE 802.3at yang bisa menggunakan input power 24v atau 48v.
Sedangkan perbedaan antara RBSXTG-5HPacD dengan RBSXTG-5HPacD-SA adalah pada bukaan pancaran antenna (beamwidth). RBSXTG-5HPacD memiliki beamwidth sebesar 28 derajat sedangkan RBSXTG-5HPacD-SA lebih lebar, yaitu 90 derajat. Untuk mendapat hasil maksimal keduanya dapat dikombinasikan pada topologi point-to-multipoint
Konfigurasi
Jika dibandingkan dengan wireless standard, ada sedikit perbedaan ketika kita masuk pada setting wireless RBSXTG-5HPacD 5GHz, terutama pada pemilihan band,channel width dan frekuensi. Walaupun telah support wireless 802.11ac akan tetapi RBSXTG-5HPacD tidak meninggalkan kompabilitas terhadap protocol 802.11a dan 802.11n , sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk implementasi wireless 802.11ac maka kita bisa memilih Band=5GHz-A/N/AC
.
Perlu diingat bahwa 802.11ac menggunakan lebar kanal 80MHz, sehingga harus didefinisikan juga pada parameter Channel-Width
Pada penentuan Channel-Width terdapat beberapa pilihan penempatan 20MHz main
channel dengan penandaan "eCee". Huruf "C" menandakan letak dari main channel
tersebut.
Penandaan ini juga diterapkan pada setting wireless 802.11n. Jika pada versi
lama terdapat setting channel "ht-above" serta "ht-below" , pada versi RouterOS
baru diganti dengan
penandaan "C". Jika diartikan pada 802.11n akan seperti berikut
eC = 20/40MHz-ht-below
Ce = 20/40MHz-ht-above
Untuk implementasi di lapangan, penempatan main channel juga akan berpengaruh
terhadap troughput yang dihasilkan.
Langkah selanjutnya adalah penentuan frekuensi. Karena menggunakan lebar kanal
80MHz maka pilihan frekuensi yang bisa digunakan akan lebih sedikit jika dibandingkan
ketika kita menggunakan lebar kanal standard 20MHz.
Jika ingin menentukan metode MIMO yang digunakan, maka bisa disetting pada parameter HT, sama ketika setting pada wireless standard 802.11n
Pengujian
Kami melakukan percobaan untuk membandingkan kemampuan link wireless untuk protocol
802.11a , 802.11a/n serta 802.11ac. Kami menggunakan sepasang RBSXTG-5HPacD 5GHz
untuk membangun link point-to-point. Pengujian dilakukan dengan melakukan banwidth
test antar kedua perangkat.
Point-to-point dengan Band=5GHz-A (802.11a)
Point to Point dengan pengaturan Band=5GHz-A/N (802.11n)
Point to point dengan pengaturan Band=5GHz-A/N/AC (802.11ac)
Test Bandwidth Send
Send & Receive
Jika dilihat dari registration table sebenarnya data rate 5GHz-A/N/AC hingga 866Mbps. Tentu saja hasil test bandwidth akan berbeda tergantung kondisi lapangan.
Kembali ke :
Halaman Artikel | Kategori Fitur & Penggunaan