Memprioritaskan traffic menjadi kebutuhan tersendiri di jaringan. Dan kebutuhan tersebut pastinya berbeda dalam implementasinya, ada yang lebih memprioritaskan aplikasi tertentu, server tertentu, bahkan client tertentu. Dalam management bandwidth, ada beberapa trik yang bisa kita gunakan untuk memprioritaskan traffic. Bisa juga dikombinasikan dengan fitur lain seperti firewall mangle, agar lebih akurat dalam mengkategorikan suatu traffic.
Kali ini, kami ingin coba membahas mengenai prioritas traffic menggunakan simple queue. Simple queue merupakan queue paling mudah dan paling efisien dalam memanage bandwidth yang kita miliki. Bagi yang ingin belajar mengenai simple queue, anda bisa mempelajarinya pada artikel berikut ini : https://mikrotik.co.id/artikel/53/
Custom Destination
Untuk membuat prioritas traffic, maka kita bisa menggunakan custom destination. Dan pembuatan custom destination ini dibagi menjadi 2 bagian. Yaitu bisa berdasarkan tujuan IP (Destination) atau bisa juga di kombinasikan dengan Mangle. Perlu diketahui, menggunakan mangle akan lebih efisien karena memiliki banyak parameter yang bisa digunakan seperti Src Address, Dst Address, Port, Protocol, dll.
Untuk kasus pertama, kita bisa menggunakan IP Address untuk memprioritaskan traffic. Yaitu menggunakan parameter DST pada simple queue.
Karena rule yang dibuat lebih spesifik, pastikan rule tersebut diposisikan diatas rule yang bersifat universal.
Untuk kasus kedua, kita bisa menggunakan packet mark pada mangle untuk menangkap traffic yang ingin di prioritaskan. Setelah packet mark dibuat, kita bisa gunakan kedalam simple queue.
Sebagai contoh, kami akan menggunakan paket zoom meeting agar lebih prioritas dibandingkan traffic yang lain.
Penjelasan mengenai menangkap paket zoom meeting menggunakan mangle ada di artikel berikut ini : https://mikrotik.co.id/artikel/394/
Jika packet mark sudah dibuat, kita bisa langsung tambahkan rule simple queue baru dengan menggunakan parameter packet mark yang sudah dibuat sebelumnya.
Pastikan lagi rule yang lebih spesifik di pasang di posisi atas, agar dibaca lebih dulu dibandingkan rule universal.
HTB
Dari kondisi diatas, maka alokasi bandwidth akan sesuai dengan peruntukannya. Tetapi menggunakan metode diatas, maka setiap client akan dibagi masing-masing berdasarkan alokasi. Jika terdapat bandwidth sisa, maka bandwidth sisa tersebut akan idle atau standby dan tidak bisa digunakan oleh client lain.
Solusinya, kita bisa menggunakan HTB pada queue agar lebih efisien. Dengan kata lain, jika terdapat bandwidth sisa atau standby maka bandwidthnya bisa digunakan oleh client lain.
Penjelasan mengenai HTB bisa dipelajari pada artikel berikut ini : https://mikrotik.co.id/artikel/29/
Dengan HTB, maka kita bisa membuat rule Parent yang berisi total bandwidth yang kita miliki.
Sedangkan child yang digunakan, berarti beberapa traffic prioritas yang sudah dikonfigurasi sebelumnya.
Jangan lupa untuk tetap memperhatikan urutan dalam queue, karena proses eksekusi queue akan berdasarkan urutan. Dan yang lebih spesifik, pastikan berada pada posisi nomor lebih kecil.
Cukup menarik bukan? Penggunaan prioritas dalam simple queue ini sebenarnya macam-macam. Tergantung dari kebutuhan dan kondisi lapangan yang ada. Misal ingin memprioritaskan aplikasi tertentu, atau game tertentu, bisa juga IP tertentu. Dan distribusi bandwidth ke client akan lebih adil dan aplikasi yang di prioritaskan tidak akan terganggu oleh koneksi yang lain.
Artikel ini dibuat pada 2 September 2022
Kembali ke :
Halaman Artikel | Kategori Bandwidth Management