Kali ini kita akan membahas mengenai perbedaan antara Bridge dan Switch. Nah, pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana membuat beberapa interface pada MikroTik untuk menjadi satu sagment. Ada beberapa pilihan yang dapat kita gunakan yakni menggunakan bridging atau menggunakan switching. Keduanya memberikan hasil yang seakan sama namun sebenarnya ada perbedaannya.
Mode Switch
Pada umumnya RouterBoard memiliki beberapa interface ethernet. Walaupun interface-interface
tersebut merupakan interface router yang setiap interfacenya harus terhubung ke
jaringan yang berbeda-beda. Namun, interface tersebut dapat difungsikan sebagai
port switch.
Untuk menghubungkan beberapa port ethernet, dibutuhkan hardware khusus yakni switch chip yang ditanam di routerboard. Sebuah routerboard bisa difungsikan sebagai switch bila didalam router tersebut sudah terpasang switch-chip. Switch-chip mampu melakukan forwarding frame ethernet secara full duplex dan independen tanpa membebani prosesor di Router.
Terdapat berbagai macam jenis Switch chip yang ada pada routerboard. Walaupun sama-sama memiliki fungsi switch, namun masing-masing memiliki fitur yang berbeda-beda. Fungsi switch hanya bisa melakukan penggabungan ethernet interface selama ethernet tersebut masih dalam satu switch chip yang sama. Artikel mengenai switch-chip pada routerboard sudah pernah kita bahas disini. Dengan fungsi port switching ini memungkinkan melakukan tranfer data dengan kecepatan penuh diantara sekelompok port. Namun kelemahannya, kita tidak bisa memonitoring trafik antar port yang masih dalam satu switch.
Kita telah melakukan pengetesan untuk mengetahui penggunaan CPU Load bila menggunakan teknik switch ini. Lalu bagaimana hasilnya? Berikut hasil pengetesan yang sudah dilakukan
Terlihat bahwa CPU Load-nya 0%. Kenapa bisa begitu? karena proses switching terjadi dilevel hardware yakni pada switch-chip yang tertanam di routerboard sehingga tidak membebani prossesor.
Sangat mudah untuk membangun jaringan bridge/switch tetapi masalah juga sering terjadi. Beberapa masalah kadang terjadi pada jaringan yang bersifat bridge/switch, misal :
Mode Bridge
Hampir mirip dengan switch, kita bisa menggabungkan beberapa interface yang berbeda
menjadi satu segmant dengan menggunakan teknik bridging. Membuat beberapa interface
seolah-olah menjadi satu artinya adalah tidak ada perbedaan segmen jaringan didalamnya.
Misal, kedua interface ethernet dibridge maka kedua interface tersebut akan menangani
jaringan yang sama. Kita juga bisa melakukan bridging antara interface ethernet
dengan wireless yang mana hal tersebut tidak bisa dilakukan dengan metode switching.
Artikel mengenai cara setting brigde pada Mikrotik dapat kita lihat disini. Teknik bridge bisa dilakukan di semua produk Mikrotik baik routerboard maupun
PC.
Dengan menggunakan mode bridge kita dapat menanggulangi network loop dengan
mudah, yakni menggunakan protocol STP (Spanning Tree Protocol) dan RSTP (Rapid
Spanning Tree Protocol).
Namun dengan menggunakan teknik bridge ini kita bisa memoritoring trafik antar
port. Ada 4 jenis ethernet yang dapat dijadikan bridge port yakni Ethernet, Vlan,
Wireless, VPN (mengaktifkan BCP), dan Tunnel (EoIP). Karena teknik bridge ini
bekerja dilevel software, maka paket data yang masuk
akan terbaca di prosessor sehingga menyebabkan
CPU-Loadnya akan naik.
Kita akan melakukan pengetesan untuk mengetahui CPU Load-nya. Berikut hasilnya
Kembali ke :
Halaman Artikel | Kategori Fitur & Penggunaan